Minggu, 15 April 2012

Harus Diakui, Banyak Mahasiswa "Gagap" Menulis



ShutterstockIlustrasi
MALANG, KOMPAS.com - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Jawa Timur, menyatakan dukungannya atas kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kewajiban bagi mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 untuk memublikasikan karya tulis ilmiahnya. Kebijakan Ditjen Dikti tersebut dikeluarkan melalui surat edaran bernomor 152/E/T/2012  tertanggal 27 Januari 2012 yang ditujukan kepada Rektor/Ketua/Direktur PTN dan PTS seluruh Indonesia.

"Saya memang belum menerima dan membaca surat edaran itu. Tapi saya sangat mendukung kebijakan Dikti itu. Karena sangat mendukung terhadap peningkatan
kualitas mahasiswa. Baik untuk S-1, S-2 dan S-3," jelas Rektor UIN Maliki Malang, Prof DR H Imam Suprayogo, kepada Kompas.com, Sabtu (4/2/2012).
Banyak sarjana susah bicara apalagi menulis. Kalau ada kebijakan itu, adalah langkah tepat untuk dilakukan semua kampus di Indonesia
-- Rektor UIN Maliki Malang, Imam Suprayogo
Imam mengungkapkan, saat ini kualitas pemikiran atau ide mahasiswa memang belum mumpuni. Apalagi dalam hal tulis menulis. Tidak semua lulusan sarjana bisa menulis.

"Saya sangat prihatin melihat kondisi itu. Makanya, saya sangat mendukung, dan UIN siap mendukung dan pelaksanakan kebijakan itu," ujarnya.

"Banyak sarjana susah bicara apalagi menulis. Kalau ada kebijakan itu, adalah langkah tepat untuk dilakukan semua kampus di Indonesia. Kalau orang yang lulus sarjana, sama saja dengan yang tidak lulus sarjana, mending tidak usah sekolah," lanjut Imam.

Lebih lanjut, Imam yang pernah meraih rekor Museum Rekor Indonesia karena kebiasannya menulis, mengaku, minimnya budaya menulis di kalangan mahasiswa menyebabkan banyak karya tulis yang ternyata tak asli alias plagiat.

"Hal itu bukan hanya S-1. Tapi S-2 dan S-3 juga banyak, hanya karena untuk meraih gelar saja," tegasnya.

Jurnal terakreditasi

Di UIN Maliki Malang, kata Imam, saat ini ada tiga jurnal yang diakui oleh Dikti. Lainnya, lebih dari 10 jurnal fakultas yang diakui oleh kalangan internal.

"Ada Jurnal Kharokah, jurnal milik Fakultas Humaniora dan Budaya serta jurnal milik Fakultas Psikologi," ujar Imam.

Ketika ditanya apakah akan menemui hambatan untuk menjalankan kebijakan itu, Imam mengatakan, hal itu tak terlalu sulit untuk dilakukan. Sebab, di UIN Maliki Malang, menurutnya, sudah terbangun budaya menulis. Majalah di level jurusan yang dikelola mahasiswa sudah berjalan secara reguler.

"Saya tak akan kerepotan. Karena mahasiswa di UIN tak terlalu banyak. Setiap tahunnya hanya menerima 1.600 mahasiswa baru. Setiap tahunnya meluluskan sarjana 1.200 sarjana, dari 6 fakultas yang ada," katanya.

Tidak ada komentar: