Jumat, 27 April 2012

Nuh: Publikasi Makalah untuk Tekan Plagiarisme




|
Share:
IMAGES/BANAR FIL ARDHIMenteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengungkapkan alasan di balik dikeluarkannya surat edaran Direktorat Jenderal Pandidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Januari 2012 yang mengatur publikasi karya ilmiah sebagai salah satu syarat lulus bagi mahasiswa S-1, S-2, dan S-3.

Nuh mengatakan, terjadi ketimpangan antara jumlah penulisa dan publikasi karya ilmiah jika dibadingkan dengan jumlah mahasiswa dari S-1 hingga S-3 yang mendapai 5,3 juta orang. Ia menilai, publikasi karya ilmiah di Indonesia rendah karena tidak ada upaya untuk mengolah dan mengelola karya ilmiah yang telah ada. Dalam banyak kasus, kata Nuh, seringkali para penulis karya ilmiah membuat satu karya ilmiah yang sebelumnya telah ditulis oleh penulis lain.
Tulisan ilmiah itu sayang kalau tidak dipublikasi. Sehingga akan menjadi bola salju yang luar biasa, agar tidak ada yang mengulang suatu penelitian
-- Mendikbud M Nuh
"Tulisan ilmiah itu sayang kalau tidak dipublikasi. Akan menjadi faktor pengali kalau produk itu dikemas dalam standar penulisan karya ilmiah dan dipublikasikan. Sehingga akan menjadi bola salju yang luar biasa, agar tidak ada yang mengulang suatu penelitian," kata Nuh, di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Nuh menyebutkan, setidaknya ada tiga alasan di balik dikeluarkannya kebijakan ini. Pertama, untuk menekan plagiarisme. Ke depannya, akan ada sebuah sistem yang dapat mendeteksi apakah suatu karya ilmiah itu buah dari hasil mencontek atau tidak. Jika terbukti mencontek, maka karya
ilmiah yang bersangkutan akan langsung dicoret.

Alasan kedua, untuk pengembangan keilmuan. Dan ketiga, adalah untuk mempercepat pengembangan keilmuan tersebut.

"Energi orang lain dapat digunakan untuk mengembangkan,dan  melanjutkan penelitian lain. Agar pengembangan keilmuan bisa melesat dan tidak berkutat di situ saja," kata Nuh.

Sebagai informasi, menurut data yang diperoleh dari Kemdikbud, sejak 1996-2011 jumlah publikasi ilmiah Indonesia dalam jurnal internasional hanya 12,871. Hal itu berbanding jauh dengan publikasi ilmiah Malaysia yang mencapai 53.691.

Tidak ada komentar: