Kamis, 26 April 2012

Indonesia Membutuhkan Guru Profesional


Siswa tidur di kelas
Siswa tidur di kelas
Sebagian besar guru memang belum mampu menerapkan metode pengajaran yang interaktif untuk mendorong siswanya terlibat secara aktif di dalam kelas. Dengan gaji guru yang semakin meningkat, semestinya keprofesionalan guru dalam mengajar juga meningkat.
Hal itu diungkapkan Retno Listyarti, guru SMAN 13 Jakarta Utara. ”Benar kalau penelitian menyebutkan sebagian besar guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar di kelas,” ujar Retno, kepada Republika, Selasa (6/7)


Retno menjelaskan, setiap kali dia ke luar kota untuk rapat kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), masih banyak guru yang lebih memberikan ceramah di kelas dibanding memikirkan bagaimana siswa berperan aktif. Atau tidak menciptakan kegiatan dan suasana yang menarik bagi para siswa.
Namun demikian, Retno juga tidak sependapat juga dengan penelitian yang menyamaratakan semua cara mengajar guru. ”Tidak semua guru begitu, saya selalu menggunakan metode mengajar yang interaktif,” cetusnya.
Dalam proses belajar mengajar selama ini, Retno selalu menggunakan berbagai media untuk memberikan pengajaran kepada para siswanya. Retno mencontohkan, dia menggunakan bantuan film pada mata pelajaran PPKN.  ”Dengan menonton film selain menyenangkan, siswa diminta untuk menceritakan pandangannya tentang film itu, atau menilai apa makna yang terkandung di dalamnya,” jelasnya.
Selain itu, Retno juga menggunakan metode bermain peran untuk mata pelajaran kewarganegaraan. Misalnya siswa bisa menjadi presiden, menteri, anggota dewan, dan yang lainnya. Tujuannya, kata dia, siswa berhak menentukan siapa apa dirinya dan mau jadi apa kelak. ”Dengan bermain peran, mereka juga belajar bagaimana mengeluarkan pendapat, karena mereka punya hak untuk itu,” tegasnya.
Metode pengajaran yang menyenangkan dan mendorong siswa berperan aktif, kata Retno ,tidak harus menggunakan metode baku yang dipelajari di pelatihan guru. Guru harus kreatif agar anak didiknya mampu menyerap pelajaran dengan baik dengan cara yang menyenangkan. ”Toh dari pelatihan guru dari dinas pendidikan pun umumnya disampaikan hanya dengan ceramah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Retno menuturkan, seharusnya dengan gaji guru yang di hampir semua daerah meningkat, khususnya di DKI Jakarta, Profesionalisme guru dalam mengajar juga meningkat. Tentunya, ujar dia, hal itu harus ada reformasi dalam diri guru itu sendiri.
Didukung pula, kata Retno, oleh dinas pendidikan atau Kementerian Pendidikan Nasional dengan sistem yang dapat mereformasi guru. ”Penilaian guru harusnya di kelas, depan siswa, dan nilai kepuasan siswa,” tandasnya
( REPUBLIKA.CO.ID )

Tidak ada komentar: