Kamis, 14 Juni 2012

Indonesia Mengajar Kirim Angkatan Baru ke Pelosok


KOMPAS/BUDI SUWARNAFirman Budi Kurniawan (berdiri) sedang mengajar pelajaran menggambar dan Bahasa Inggris di sebuah bukit di tengah hutan di Dusun Beroangin, Malunda, Majene, Sulawesi Barat, Selasa (18/1/2011). Peserta program Indonesia Mengajar seperti Firman harus kreatif di tengah minimnya fasilitas pendidikan di lokasi penugasan.
KOMPAS.COM - Sebanyak 71 pengajar muda angkatan keempat mulai menuju lokasi mengajar di berbagai daerah Jumat dan Sabtu pekan ini. Mereka akan ditempatkan selama satu tahun di 71 SD di 10 kabupaten di sembilan provinsi.
Retno Widyastuti dari Indonesia Mengajar mengemukakan, para pengajar muda angkatan keempat yang direkrut Indonesia Mengajar ini terpilih dari 8.501 pelamar. Mereka yang terpilih akan mengabdi selama satu tahun, hidup bersama masyarakat, dan memperjuangkan anak-anak di berbagai pelosok untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
Setelah mengikuti pelatihan intensif selama tujuh pekan, para pengajar muda ini disebar ke Kabupaten Musi Banyuasin dan Muara Enim (Sumatera Selatan), Lebak (Banten), Pulau Bawean (Jawa Timur), Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kepualauan Sangihe (Sulawesi Utara), Bima (Nusa Tenggara Barat), Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur), Maluku Tenggara Barat (Maluku), dan Fakfak (Papua Barat). Mereka menggantikan para pendahulunya yang akan menyelesaikan
tugasnya akhir Juni 2012.
Sebelum berangkat ke lokasi pengabdian, pada Rabu (13/6/2012), ke 71 pengajar muda diterima Wakil Presiden Boediono. Wapres menyampaikan penghargaan pada kepedulian anak muda untuk membantu kemajuan bangsanya.
Anies Baswedan, Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, mengatakan hadirnya ketulusan dan semangat pengabdian dari pengajar muda yang berangkat ke ujung negeri ini, telah merangsang dan mendorong inisiatif dari berbagai pihak di berbagai daerah untuk ikut turun tangan, memenuhi janji kemerdekaan. Republik ini tidak kekurangan orang yang memiliki optimisme dan semangat untuk turut berkontribusi.
Berbagai pihak telah berbagi misi yang sama serta mendukung gerakan ini sebagai mitra utama, antara lain adalah Indika Energy, Perusahaan Gas Negara, dan Bank Mandiri. Sejak 2010, Indonesia Mengajar telah merekrut 241 Pengajar Muda yang telah menjangkau 20.359 siswa di 136 desa di 16 kabupaten dan menjadi jendela kemajuan untuk masyarakat setempat.
Pengajar muda angkatan keempat ini terdiri dari 38 perempuan dan 33 pria. Sebanyak 24 orang adalahfresh graduate dan 47 orang pernah bekerja.
Beberapa calon Pengajar Muda sudah pernah bekerja di beberapa perusahaan besar, seperti Bank Mandiri, Pricewaterhouse Cooper, Unilever, institusi pendidikan dan berbagai perusahaan lain. Mereka memiliki berbagai latar belakang disiplin ilmu (keguruan dan non-keguruan) dari 30 universitas, baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri (Malaysia, Singapura, India dan Belanda), 5 perguruan tinggi luar negeri dan 25 perguruan tinggi dalam negeri. Bahkan, ada empat pengajar muda yang telah meraih gelar master dari dalam negeri dan 1 dari luar negeri.
Sama seperti pelatihan sebelumnya, selain belajar materi kepengajaran (pedagogis) dan mempraktekkannya, pengajar muda angkatan keempat ini juga belajar leadership dengan banyak melakukan tugas dan simulasi baik secara individu maupun kelompok. Termasuk juga pembiasaan dengan keterbatasan, seperti sinyal, listrik dan fasilitasi lain.
Pelatihan melibatkan lebih banyak pihak, seperti narasumber yang ahli di bidangnya, para asesor pedagogis yang akan mendampingi praktek pengalaman mengajar pengajar muda di SD, dan volunteer doctor yang dengan sukarela berjaga di camp.
Salah satu bagian dari pelatihan melibatkan Kopassus. Mereka dilantik sebagai Pengajar Muda pada 10 Juni 2012 dini hari, setelah menjalani jungle survival. Ini bukti mereka harus siap fisik dan non-fisik karena akan hadapi tantangan besar.

Tidak ada komentar: